Senin, 15 Maret 2010

HADIRKAN UNTUKKU

Jika surga cinta itu memang ada,,

Tak akan ku biarkan ia merana

Akan ku nanti di setiap senja menghampiri


Bola malam telah datang menjemput

Akan terus berlari hingga petang

Apakah gundukan cintamu akan datang??

Jika kamu bertanya mengapa ini terjadi,,

Ku kan menjawab “ini akan ku buat sejati”

Karena sejati tidak akan mati

Sampai terbaring jasat ini terkafani


Karena hanya kamu yang akan

Ada di dalam hati ini,,,

TELAH KUTEMUKAN

Diri merasa bodoh mengikuti rayuan kelam

Suara neraka terbatas dinding durga masa lalu

Tetapi ku tak tidur sayang,,,

Bunga cintaku terbawa angin

Tirai bambu terbelalak menghadap

Dan malaikat hingga dahan bertulang terbawa darah

Menduri dan mendaging menjadi satu,,


Menjerat tirani yang muncul

Bagai matahari di ufuk timur

Tidak ada lagi tentang kemunafikan

Tentang penyesalan hadir dalam diri

Tidak akan kembali muncul matahari dari timur


Ku cari apa yang ku cari

Ku temukan apa yang telah ku cari

Kini aku hadir dikehidupanmu

Jagalah aku seperti kapas putih

Yang akan selalu menemanimu,,

Sabtu, 13 Maret 2010

Tugas 2 Kewarganegaraan

ANALISA PERDAGANGAN INDONESIA-ACFTA

TERHADAP KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA

Abstrak

Liberalisasi perdagangan dapat menguntungkan/merugikan. Indonesia sendiri belum memanfaatkan keadaan tersebut secara baik dibandingkan dengan para dengan negara-negara tetangga, padahal Indonesia sendiri telah menjadi anggota AFTA sudah 15 tahun. Namun kondisi tersebut tidak perlu dikhawatirkan akan terjadinya dampak negatif akibat liberalisasi perdagangan jika sarana mendukung terciptanya kondisi liberalisasi.

Kata Kunci : liberalisasi perdagangan, kesepakatan perdagangan bebas wilayah.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut teori perdagangan internasional, perdagangan antar negara yang tanpa hambatan berpeluang memberi manfaat bagi negara melalui spesialisasi produk yang diunggulkan namun terkadang kalanya dapat pula merugikan negara itu sendiri. Maka Indonesiasangat membutuhkan informasi sebagi pertimbangan dalam mengambil kesepakatan dalam melakukan perdagangan bebas terutama memperlukan informasi tentang komoditas pertanian yang sebaiknya diturut sertakan dalam program liberalisasi dan bagaimana skenario penurunan hambatan perdagangannya. AFTA menggunakan menggunakan mekanisme penurunan tarif secara efektif bersama CEPT.

1.2 Perumusan Masalah

Sebagai produsen dan konsumen produk pertanian, Indonesia perlu memperhatikan kesejahteraan petani, konsumen dan masyarakat. Seperti memperhatikan isu-isu :

a. Agar Indonesia tidak meniru negara lain begitu saja

b. Kalau perjanjian diikuti, pemerintah harus memilih mitra dengan negara yang lebih maju.

c. Kenyataan yang ada sektor industri dan pertanian Indonesia jauh tertinggal dalam persainagan dan efisiensi

d. Potensi munculnya gejala bangkitnya perdagangan dan peralihan arah perdagangan.

1.3 Tujuan Penelitian

a. Menganalisa kinerja perdagangan komoditas pertanian Indonesia-Cina dan AFTA sebelum dan sesudah kesepakatan.

b. Memprakirakan skema modalitas penurunan hambatan perdagangan antar Indonesia-Cina dan AFTA dalam mengidentifikasi komoditas pertanian.

c. Mengevaluasi dan menganalisa dampak manfaat kesepakatan pardaganagn bebas Indonesia-Cina dan AFTA terhadap produksi, ekspor dan impor pertanian dalam negeri serta kesejahteraan produsen pertanian dan masyarakat Indonesia.

II. METODOLOGI

2.1 Kerangka Pemikiran

Selama 2 dekade terakhir, hampir setiap negara yang mengikuti Kesepakatan Umum tentang Tarif dan Perdagangan(KUTP) menjelma menjadi Organisasi Perdagangan Dunia(OPD) yang bergabung dengan negar tetangga. Hal ini dilandasi adanya keyakinan negara tetangga mempunyai ikatan kultural dan bahasa dapat mengembangkan perdagangannya lebih cepat. Bagi AS sasaranya adalah sebagai suatu strategi untuk menuju ekonomi jangka pendek yaitu memecahkan kebuntuan perundingan multilateral yagn lamban, jangka panjang yaitu dengan memperkuat liberalisasi perdagangan.

2.2 Analisa Data, Jenis dan Sumber Data

2.2.1 Analisa Data

Penelitian menggunakan analisa Global TradeAnalysis (GTAP Modeling), yang memuat:

a. Peubah kauntitatif

b. Peubah sektor

c. Peubah kebijakan

d. Peubah perubahan teknologi

e. peubah boneka

f. Peubah cadangan

g. Peubah nilai dari pendapatan

h. Peubah kepuasan

i. Peubah kesejahteraan

j. Peubah neraca perdagangan

2.2.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini memusatkan pada analisis data agregat nasional dan internasional berupa data sekunder dari OPD dan Perjanjian Pertanian(PP). Data sekunder yang diperlukan meliputi luas areal, produksi dan produktivitas komoditas pertanian, volume dan nilai ekspor serta impor komoditas pertanian Indonesia, negar mitra utama Indinesia dan dunia, harga berbagai komoditas pertanian dalam negeri, kenijakan perdagangan pertanian negara, baku mutu pertanian LN dan DL. Walaupun pendekatanini bukna yang utama namun dalam mencari pengaruh dampak dari berbagai kebijakan dengan informasi dari tingkat daerah dan pusat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ragam Pola Kesepakatan Perdagangan Terbatas (KPT)

Saat ini Jepang menjalin dan mengkaji kerjasama dengan 13 negara melalui Kerjasama Kemitraan Ekonomi(KKE) untuk kesepaktan perdagangan bebas, dengan motif:

a. Memperoleh akses yang lebih besar ke pasar luar negeri

b. Melakukan pengembangan usaha di negara mitra melalui infestasi langsung dan mengalami liberlisasi

c. Membantu reformasi struktural dalm negeri untuk mengairahkan ekonomi

d. Membantu meningkatkan pertumbuhna ekonomi di Asia

e. Sebagai alat melaksanakan kebijakan kawasan agar perusahaan Jepang melakukan usahanya.

Indonesia saat ini turut serta dalam kawasan perdagangan bebas yaitu:

a. Di lingkungan PNAT, AFTA, KPB ASEAN

b. Perjanjian perdagangan bebas bilateral dan kawasan regional dengan ACFTA

c. PPBB Indonesia dengan Cina akan muncul perjanjian bebas kawasan yaitu Indonesia-Korea,India,Pakistan, Australia, USA dan EU.

ACFTA (ASEAN CINA FREE TRADE AREA)

Pada awalnya, ASEAN melihat FTA yang dirancang tahun 1992 sebagai arena integrasi ekonomi di ASEAN. Dalam ASEAN-Cina Framework Agreement on CEC terdiri dari 3 elemen, yaitu : Liberalisasi, Fasilitas, dan Kerjasama Ekonomi. Dan di tambah dengan mekanisme dalam implementasi perjanjian tersebut.

3.2 Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Indonesia-Cina dan AFTA

Pertumbuhan perekonomian Cina pesat paska diperbaruinya kebijakan politik perdagangan yang liberal. Cina menjadi pemimpin perekonomian dunia dengan pangsa perdagangan yang sangat tinggi selama periode 1985-2000. Cina menjadi negara tujuan penanaman modal asing yang sangat diminati, penguasaan teknologi disegala bidang menjadikan Cina negara eksportir yang sangat kuat untuk produksi yang berbasisi teknologi . Dengan mengurutkan data nilai ekspor BPS tahun 2006 behasil dipilih komoditi pertanian utama yang menjadi komoditi andalan ekspor Indonesia-Cina. Produk perkebunan andalan utama ekspot Indonesia yang teratas diduduki oleh minyak kelapa sawit, karet lembaran, minyak sayur, minyak sawit, dan coklat, sedangkan untuk produk tanaman, permintaan akan gaplek dalam bentuk chips dan kering meningkat tajam.

3.3 Analisa dampak manfaat kesepakatan perdagangan bebas Indonesia-Cina dan AFTA

a. Dampak terhadap produksi

Teradapat 5 jenis simulasi kesepakatan, 2 diantaranya seperti Indonesia-Cina dan ASEAN-Cina merupakan kesepakan yang sudah berjalan sedangakn 3 lainnya menunjukkan dampak terhadap negara Indonesia, Cina dan Rest of ASEAN. Damapak penurunan tarif terhadap produksi di Indonesia mengalami peningkatan untuk semua simulasi, dampak tertinggi pada kerjasama ASEAN-Cina dimana mencapai peningkatan pada produksi pertanian.

b. Dampak terhadap Net Ekspor

Penurunan tarif akan mempengaruhi keraggan ekonomi makro suatu negara. Nilai ekspor negara tersebut jauh lebih besar dari pada nilai impornya, yang menarik adalah vegetables oil yang didalamnya terdapat minyak kelapa sawit menjadi promadona dalam kerjasama Indonesia-Cina

c. Dampak terhadap PDB dan kesejahteraan

Perubahan PDB antara kondisi awal dan yang dihasilkan menunjukkan bahwa peurunan tarif tidak memberikan kesimpulan yang sama, tingkat untuk kerjasama Indonesia-Cina cenderung kecil, sehingga kekhawatiran akan dampak kesepaktan regional terhadap sektor pertanian tidak perlu ada karena ternyata pengaruhnya positif, walaupun demikian merupakan tantangan sendiri untuk mewujudkan kondisi tersebut dibutuhkna dari berbagai macam pihak.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN

ACFTA adalah salah satu model kerjasama ACFTs dengan negara berkembang, namun model kerja sama itu akan berbeda dengan negara maju. Kerjasama ASEAN dengan negara maju juga semakin gencar, seperti dengan Jepang, AS, Australia, Uni Eropa dan lain-lain. Indonesia sedang melangkah ke arena persaingan bebas san amat liberal di AFTA, kinerja perdagangan dalam kerangka bilateral maupun regional menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Laju pertumbuhan ekspor pasca perjanjian bilateral Indonesia-Cina menunjukkna peningkatan yang signifikan untuk ekspor komoditi unggulan perkebunan. Kesepakatan tarif dalam kerangka Early Harvets Package memberikan keuntungan yagn bersifat win win solution bagi kedua negara, untuk saat ini Indonesia lebih diuntungkan mengingat sebagian dari komoditas ekspor kita sudah masuk kerangka EHP, sedangkan dari sisi impor, komoditi pertanian yang dominan dimpor dari Cina masih tidak termasuk dalam kerangka EHP

Secara lebih specifik, jika dikaji lebih dallam Indonesia belum emndapatkan manfaat yang berlebih. Sebelum bilateral ekspor produk barang mencapai USD 2 triliun atau 13% total ekspor ke Cina dan tumbuh rata-rata sebasara 11%/tahun, sejak diimplementasikan total nilai ekspor pertanian telah mencapai USD 4 triliun atau 20% total ekspor ke Cian. Hasli menunjukan bahwa dampak penurunan tarif terhdap produksi, ekspor bersih, PDB dan kesejahteraan menunjukkan hasil aygn positif. Dengan demikian jika prasarana dan sarana yang mendukung terciptanya kondis liberalisasi perdagangan di Indonesia dapat besifat lebih kondusif, tidak perlu ada kekhawatiran terjadinya dampak negatif akibat liberalisasi perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007.”Posisi Produk Pertanian dalam ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA)”, Modul training Agricultural International Trade Polyci, Ciawi 7 Maret 2207.

ASEAN Secretariat, lihat http://www.aseansec.org/

Kenen, Peter B. 1989. “The International Economy”, 2nd ed, Englewood Cliffs, N.J., Prentice-Hall International Inc.


Bayu Mayura Pridatama | Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all