Kamis, 25 November 2010

PERILAKU KONSUMEN MINGGU KE-3

MEMAHAMI TINGKAH LAKU KONSUMEN

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.

Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat” berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka.

Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah konsumen. Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. apa pengertian konsumen?

2. apa saja jenis-jenis konsumen?

3. apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen?

4. bagaimana cara memahami konsumen?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. mengetahui pengertian konsumen

2. mengetahui jenis-jenis konsumen

3. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

4. mengetahui cara memahami konsumen

BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSUMEN

Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhati-kan, jika suatu perusahaan atau pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia-sia barang yang diperdagangkan. Oleh karena itu agar dapat memahami konsumen maka harus mengerti itu konsumen dan siapa konsumen itu. Berikut ini adalah pengertian konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:

a. Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi

b. Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

B. JENIS-JENIS KONSUMEN

Setiap manusia pasti berbeda, begitu pula dengan konsumen. Agar dapat memahami konsumen maka harus mengerti dulu jenis-jenis konsumen itu sendiri. Jenis-jenis konsumen adalah sebagai berikut:

a. Pelanggan/konsumen menurut UU Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dimasyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

b. Konsumen trend setter. Tipikal konsumen ini selalu suka akan sesuatu yang baru, dan dia mendedikasikan dirinya untuk menjadi bagian dari gelombang pertama yang memiliki atau memanfaatkan teknologi terbaru.

c. Berikutnya adalah jenis konsumen yang mudah dipengaruhi, terutama oleh konsumen tren setter, sehingga disebut sebagai follower atau pengikut. Kelompok ini sangat signifikan, karena membentuk persentase terbesar, kelompok ini disebut konsumen follower. ”Follower. Konsumen ini adalah orang-orang yang terimbas efek dari konsumen trend setter.

d. Sedangkan jenis konsumen yang terakhir (Value seeker), adalah mereka yang memiliki pertimbangan dan pendirian sendiri. Kelompok ini jumlahnya lebih besar dari kelompok pertama, sehingga patut pula diberi perhatian khusus. atau yang disebut konsumen ”value seeker”. Jenis konsumen ini relatif sulit untuk dipengaruhi, karena mereka lebih mendasarkan kebutuhan mereka terhadap alasan-alasan yang rasional.

e. Konsumen pemula, Jenis konsumen pemula cirinya adalah pelanggan yang datang banyak bertanya. Dan konsumen pemula merupakan calon pelanggan dimasa yang akan datang.

f. Konsumen curiga, ada konsumen yang datang dengan rasa curiga bahwa Anda menjual barang gelap dengan harga gelap dan untung Anda berlipat. Jadi dia akan menawar di bawah harga kepantasan.

g. Konsumen pengadu domba, ada jenis konsumen lain lagi, yaitu yang suka mengadu domba. Mungkin karena menganggap anda adalah domba yang layak diadu-adu. Konsumen jenis ini suka mengatakan bahwa harga di tempat lain lebih murah daripada barang yang Anda tawarkan.

h. Konsumen pengutil, Ada lagi jenis konsumen yang suka mengutil. Dia sering bertanya apa saja, yang pada intinya bertujuan agar Anda bingung dan linglung, dan pada akhirnya setelah konsumen tersebut pergi, Anda mendapatkan ada barang yang hilang. Konsumen jenis ini tidak selalu kumal. Kadang dan biasanya malah berpenampilan kumuh.

i. Konsumen yang loyal pada harga, Inilah tipikal konsumen pada umumnya. Loyalitasnya hanya pada harga bukan pada Anda. Kalau harga kompetitor Anda lebih murah dia akan lari ke sana.

j. Konsumen banyak uang, Ini yang kita cari. Uangnya banyak, tidak cerewet, lagi penurut. Tapi hati-hati menanganinya. Bagi mereka biasanya mutu nomor satu. Anda harus menyuguhkan hanya yang terbaik. Sekali kecewa, mereka pindah ke pesaing.

k. Konsumen kumuh, sesungguhnya penampilan kumuh atau perlente tidak pernah mengatakan apa-apa. Banyak konglomerat, purnawirawan atau bos-bos besar keluar-masuk toko sengaja memakai kaos oblong dan celana pendek. Pasti bukan untuk memperdaya kita, agar kita menjual murah, melainkan karena begitulah memang kepribadian mereka yang sejati: sederhana, apa adanya. Ada pepatah bilang: Don’t judge the book from the cover. Jangan menghakimi orang dari penampilannya.

l. Pelanggan adalah orang/lembaga yang melakukan pembelian produk/jasa kita secara berulang-ulang.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :

a. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.

b. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.

c. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

D. Memahami Konsumen

Pada tahun 1960-an seorang ahli pengiklanan, David Ogilvy dalam bukunya, Confessions of an Advertising Man Atheneum menyatakan; “Konsumen bukanlah orang dungu. Dia istri Anda!” Pernyataan ini dikutif oleh dua ahli pengiklanan Dewasa ini, Max Stherland dan Alice K. Sylvester, dalam kata pengantar bukunya; Advertising and The Mind of The Consumer, tahun 2000. Kemudian dalam buku tersebut juga disebutkan konsumen merupakan, “Istri, suami, pasangan, dan anak-anak kita semuanya adalah konsumen. Mereka bukanlah orang idiot. Konsumen adalah Anda dan saya”.

Pada tahun 1980 sebuah perusahaan riset pasar yang ternama J.D. Power & Associates, mengumpulkan pendapat lebih dari 60.000 pemilik mobil di Amerika Serikat, untuk mengukur kepuasan mereka terhadap mutu produk dan pelayanan dari dealer atau perusahaan penyalur selama 12 sampai 14 bulan pertama kepemilikan mobil mereka. Survai dilakukan terhadap berbagai merek yang terjual di Amerika Serikat. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa kepuasan terhadap dealer ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Kepuasan terhadap dealer menyebabkan kesetiaan terhadap dealer. Merzedes-Benz, Subaru dan Jaguar, ternyata memimpin merek lainnya dalam kepuasan pelanggan.

Untuk dapat memuaskan konsumennya, perusahaan dapat memulai dari mencari tahu kebutuhan dan keinginan itu sendiri. Atau dengan kata lain perusahaan harus tahu motif konsumen dalam membeli suatu produk. Apakah konsumen membeli produk untuk memperoleh manfaat inti dari produk ataukah mereka membeli produk tersebut akan memperoleh tambahan manfaat dari produk yang dibelinya. Umpamanya, mungkin seorang ibu rumah tangga dalam membeli sabun deterjen memilih merk tertentu bukan karena deterjen tersebut dapat mencuci tetapi karena deterjen tersebut dapat mencuci tetapi karena deterjen tersebut ditempatkan dalam sebuah gelas, yang dapat menambah koleksi gelasnya setelah sabunnya habis.

Identifikasi dan antisipasi kebutuhan konsumen. Perlu disadari, konsumen bukanlah sekadar membeli produk atau jasa. Akan tetapi mereka membeli perlakuan yang baik (good feelings) dan solusi atas masalah yang dihadapinya. Seringkali konsumen bersikap emosional ketimbang berpikir logis. Karena itu, semakin baik konsumen dipahami,, maka akan semakin mudah dalam mengantisipasi kebutuhan mereka. Lakukan komunikasi secara reguler sehingga diketahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Apresiasi dan jadikan konsumen merasa penting. Perlakukan konsumen sebagai individu. Selalu pergunakan nama mereka dan temukan cara untuk memberikan pujian atau mengucapkan salam, tapi lakukan dengan betul-betul tulus. Orang sangat menghargai ketulusan. Hal ini menciptakan perasaan yang baik dan kepercayaan (trust).

Pikirkan cara-cara untuk mendapatkan perasaan baik ini dalam menjalin hubungan. Konsumen amat sensitif dan akan tahu apakah pemasar betul-betul peduli atau tidak kepada mereka. Jangan lupa, ucapkan terima kasih tiap kali ada kesempatan. Jika bertatap muka langsung dengan mereka, pastikan pula bahwa gerak tubuh menunjukkan ketulusan. Antara kata-kata dan tindakan juga harus selaras.Bantulah konsumen memahami sistem. Bisnis bisa saja sudah diorganisasikan dengan sangat baik bahkan mungkin memakai standar internasional. Namun jika konsumen tak memahami sistem tersebut, tak mustahil mereka justru kebingungan, menjadi tak sabar bahkan marah. Karena itu, sediakan waktu untuk menjelaskan bagaimana sistem bekerja dan bagaimana sistem itu semakin mempermudah transaksi. Meski demikian, perlu dijelaskan secara hati-hati bahwa sistem tersebut tetap tak mengurangi sentuhan manusia dalam bisnis.

Apresiasi kekuatan “Ya”. Carilah selalu cara bagaimana bisa membantu konsumen. Pada saat me reka memiliki permintaan (sepanjang rasional) katakan bahwa bisa dipenuhi. Bayangkan apa yang terjadi sesudah itu. Jalan bisnis akan semakin mudah. Ringkasnya, selalu lakukan apa yang pernah dikatakan. Pahami bagaimana meminta maaf. Ketika terjadi suatu hal buruk, maka minta maaflah. Hal ini mudah dilakukan dan konsumen pun menyukainya. Konsumen tentu saja tidak selalu benar, tapi konsumen selalu harus menang. Upayakan pemecahan masalah secepatnya dan informasikan kepada konsumen apa yang telah pemasar lakukan. Permudah jalan bagi konsumen untuk menyampaikan komplain. Hargai keluhannya. Meski bagi kita mungkin terasa pahit, namun hal itu memberikan peluang untuk perbaikan. Sekalipun di luar cuaca sedang buruk, pergilah untuk membuat konsumen tetap nyaman. Berikan melebihi ekspektasi mereka. Karena masa depan sebuah bisnis terletak pada bagaimana mempertahankan kepuasan konsumen, pikirkan cara agar bisa meningkatkan pelayanan dan memenangkan persaingan.

F. Pertimbangkan hal yang harus diperhatikan dalam memahami konsumen sebagai berikut ini:

1. Apa yang bisa Anda berikan kepada konsumen yang tidak didapatkannya di tempat lain?

2. Apa yang dapat Anda berikan selanjutnya dan bagaimana berterima kasih sekalipun mereka tidak berbelanja?

3. Dapatkan umpan balik secara rutin.

4. Dukung dan persilahkan setiap usulan atau kritik masuk, tentang bagaimana Anda bisa memperbaiki diri. Terdapat sejumlah cara bagaimana Anda dapat menemukan pikiran dan perasaan konsumen mengenai pelayanan Anda.

5. Dengarkan baik-baik apa yang mereka katakan. Periksa secara reguler untuk memastikan segala sesuatu berjalan dengan baik.Siapkan metode yang memungkinkan kritik konstruktif, komentar, dan usulan mudah disampaikan.

6. Perlakukan karyawan dengan baik. Karyawan adalah konsumen internal Anda yang memerlukan dosis apresiasi secara rutin.

7. Ucapkan terima kasih kepada mereka dan temukan cara agar setiap karyawan memahami betapa pentingnya mereka.

8. Perlakukan karyawan dengan penuh respek dan berikan peluang bagi mereka sehingga bisa mendorong pelayanan lebih baik untuk konsumen. Apresiasi itu penting datang dari atas. Karena itu, memperlaku kan konsumen dan karyawan secara baik adalah sama-sama penting.

G. STUDY KASUS

1. Pemaparan Study Kasus

Kecewa dengan Service Centre Sony Ericsson

Saya sekeluarga sejak lama memakai produk Sony Ericsson (SE), dan anak-anak pun selalu meminta produk SE untuk berkomunikasi. Akan tetapi pada dua produk pembelian Hp SE yang terakhir sangat mengecewakan, dan SE tidak memberikan solusi yang baik pada produknya yang rusak. Pembelian terakhir yaitu HP SE W205 yang baru dipakai sekitar sebulan (7/9/2009) mengalami kerusakan pada layar LCD-nya, padahal jarang sekali dipakai. Yang menjadi masalah, pada waktu saya bawa ke SE Service Centre SE di Salatiga, mereka mengatakan bahwa proses service memakan waktu satu sampai dengan dua bulan karena merupakan produk baru belum ada suku cadangnya.

Saya merasa ini kasus kedua saya dengan SE, di mana yang pertama yaitu produk SE W550 yang dulu saya beli juga mengalami hal serupa. Tiga kali masuk service centre rata-rata memakan waktu satu bulan lebih, pada akhirnya HP W550 tersebut rusak lagi setelah lewat masa garansi tanpa saya bisa berbuat banyak. Pada waktu itu saya minta penggantian (swap) produk saja tapi pihak service centre hanya mengulur-ulur waktu saja sampai dan memberikan perbaikan sementara yang bagi saya kurang memuaskan yang pada akhirnya produknya bermasalah lagi. Hingga pada masa habis garansi produk tersebut tidak bisa diservice lagi.

Saya benar-benar dirugikan tetapi tidak bisa berbuat banyak. Sebenarnya saya sudah cukup bersabar, dan masih percaya produk SE, tapi pada kasus saya yang terakhir yaitu SE W205 saya merasa disepelekan sebagai konsumen. Kerusakan produk karena kesalahan pabrik bagi saya merupakan hal yang wajar dan garansi sudah mencovernya, akan tetapi buruknya pelayanan Service Centre SE sangat mengecewakan bagi saya. Di merek lain juga saya telah mengalami, akan tetapi layanan purna jual mereka sangat bagus, bahkan maksimal satu minggu masalah harus sudah terselesaikan. Bagaimana ini tanggung jawab SE terhadap konsumennya? Apakah waktu satu sampai dengan dua bulan wajar untuk sebuah klaim garansi?

Bagaimana nasib HP saya yang hingga tiga kali masuk service centre tapi hanya perbaikan seadanya hingga masa akhir garansinya pihak SE sudah lepas tangan? Apakah tidak ada standard kerja bagi jajaran nama besar Sony Ericsson, di saat yang lain berusaha merebut hati konsumen dengan meningkatkan kualitas layanannya?

(http://news.okezone.com)

2. Pembahasan

Penulis sendiri ketika membaca berita diatas sangat menyayang-kan pelayanan pihak SE kepada salah satu konsumen diatas. Menurut hemat penulis, pihak SE kurang professional dalam memahami dan menanggapi keluhan konsumennya padahal konsumen adalah asset berharga bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memahami konsumen:

a. Kepuasan Konsumen

b. Kesetiaan Konsumen

c. Mempertahankan Konsumen

d. Penanganan Keluhan dan Pemulihan Jasa

e. Kualitas Jasa

f. Mengelola Kapasitas dan Permintaan

g. Menunggu Antrian dan Reservasi

h. Peran SDM dalam Organisasi Jasa

i. Pengaruh Teknologi dalam Jasa

j. Menjadi Organisasi Jasa Terkemuka

k. Efek Ekonomi Jasa

l. Efek Finansial Jasa: Pengukuran Kinerja Jasa dengan Balanced Scorecar

(sumber http://massofa.wordpress.com)

Dari kasus diatas mengakibatkan kepuasan konsumen tidak terpenuhi karena kualitas layanan yang kurang baik terutama dalam melayani komplain dari konsumen, sehingga kesetiaan konsumen menurun dan tidak menutup kemungkinan konsumen meninggalkan produk tersebut. Jika hal tersebut sampai terjadi, maka image perusahaan pun akan menurun karena tidak dapat memahami dan mempertahankan konsumen.

Beberapa hal yang mungkin dapat dijadikan solusi antara lain:

a. Pihak SE memberi pengertian yang lebih pada konsumen tentang prosedur yang harus dijalankan.

b. Jika ada komplain dari konsumen segera di tindak lanjuti.

c. Ketika produk sudah beredar seyogyanya suku cadangnya pun sudah harus ada.

d. Dan yang paling penting adalah , jangan sampai konsumen merasa ditelantarkan seperti kasus diatas.

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.dengan tentang Mengidentifikasi jenis – jenis konsumen kita dapat mengetahui bagaimana cara mempertahankan produk yang kita jual ke konsumen untuk di beli terus menerus, memberikan kepuasan kepada konsumen agar konsumen setia terhadap produk yang kita jual.

Identifikasi dan antisipasi kebutuhan konsumen. Perlu disadari, konsumen bukanlah sekadar membeli produk atau jasa. Akan tetapi mereka membeli perlakuan yang baik (good feelings) dan solusi atas masalah yang dihadapinya. Karena itu, semakin baik konsumen dipahami, maka akan semakin mudah dalam mengantisipasi kebutuhan mereka. Lakukan komunikasi secara egular sehingga diketahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Dengan berkomunikasi dengan konsumen dan memberikan pelayan yang baik kepada kosumen maka kita dapat memengkan persaingan di pasar.

DAFTAR PUSTAKA

http://agungteja.wordpress.com/2009/06/03/pentingnya-memahami-kepuasan-pelanggan/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://ramakertamukti.wordpress.com/2008/08/07/faktor-utama-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumen.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: Prenhallindo

Winardi. 1986. Pengantar Ilmu Pemasaran (Marketing). Bandung: Tarsito.

Pride, William M. 1995. Pemasaran Teori & Praktek Sehari-hari Edisi Ketujuh. Jakarta Barat: Binarupa Aksara.

Selasa, 23 November 2010

BAB 5

ANALISIS PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP RUMAH KOST ASRI

BAB V

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan pada penelitian ini, didapat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0,271 X1 + 0,197 X2 + 0,201 X3 + 0,316 X4 + 0,165 X5

Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa koefisien dari persamaan regresi adalah positif. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel bukti fisik (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 0,271 (bertanda positif) terhadap kepuasan konsumen (Y) dan nilai thitung sebesar 3,430 dengan tingkat signifikansi 0,001 (<>

2. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel kehandalan (X2) memiliki koefisien regresi sebesar 0,197 (bertanda positif) terhadap kepuasan konsumen (Y) dan nilai thitung sebesar 2,318 dengan tingkat signifikansi 0,023 (<>

3. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel daya tanggap (X3) memiliki koefisien regresi sebesar 0,201 (bertanda positif) terhadap kepuasan konsumen (Y) dan nilai thitung sebesar 2,688 dengan tingkat signifikansi 0,008 (<>

4. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel jaminan (X4) memiliki koefisien regresi sebesar 0,316 (bertanda positif) terhadap kepuasan konsumen (Y) dan nilai t-hitung sebesar 3,959 dengan tingkat signifikansi 0,000 (<>

5. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel kepedulian (X5) memiliki koefisien regresi sebesar 0,165 (bertanda positif) terhadap kepuasan konsumen (Y) dan nilai thitung sebesar 2,095 dengan tingkat signifikansi 0,039 (<>

6. Nilai Adjusted R square diperoleh sebesar 0,517. Hal ini berarti bahwa 51,7% kepuasan konsumen (Y) dapat dijelaskan oleh variabel bukti fisik (X1),kehandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), dan kepedulian (X5).Sedangkan 48,3% dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. SARAN LANJUTAN

Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menambah variable independen lainnya selain bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan kepedulian (emphaty) yang tentunya dapat mempengaruhi variabel dependen kepuasan konsumen misalnya, efisiensi pelayanan dan efektifitas pelayanan, agar lebih melengkapi penelitian ini karena masih ada variabel-variabel independen lain di luar penelitian ini yang mungkin bisa mempengaruhi kepuasan konsumen.

3. DAFTAR PUSTAKA

Augusty Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Asep M.Ramdan. 2008 Oktober 22. “Hubungan Kualitas Jasa dan kepuasan Konsumen”. (http://asep-m-ramdan.blogspot.com).

Hasan. 2006. “Pengaruh Kualitas Jasa Bank Syariah Terhadap Kepuasan Nasabah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1 April 2006, Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. ALFABETA.

BAB 4

ANALISIS PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP RUMAH KOST ASRI

BAB 4

PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Rumah Kost’an Asri merupakan bagian dari beberapa rumah yang menjadi kost’an untuk di tempat tinggalkan oleh orang umum yang ingin menetap sementara yang dikelola oleh X. Tempat tersebut sudah berdiri sejak 2007 namun mulai diminati atau masa perkembangan pada akhir 2009 sampai sekarang. Kost’an Asri ini merupakan cabang dari beberapa usaha kost’a lainnya yang berada di lain wilayah Jakarta. Tujuan awal Kost’a ini di buat awalnya dalah untuk menemani sekaligus menjaga rumah yang dihuni ketika pemilik ini sedang pergi namun semakin berkembangnya jaman maka kebutuahan masyarakat memberikan peluang untuk lebih membesarkan usaha yang telah dirintis sehingga meskipun tampak seperti rumah keadaan yang sebenarnya lebih dari itu lebih mirip dengan hotel maupun apartemen. Berdasarkan letak wilayah yang strategis maka para konsumenpun banyak yang membutuhkan tempat seperti ini karena selain biaya dan fasilitas maupun pelayanan cukup untuk mendapatkan kepuasan bagi konsumennya dan dapat bersaing dengan pesaing-pesaing yang terus berkembang.

B. HASIL PENELITIAN

Jumlah responden yang dianalisis dalam penelitian ini sejumlah 100 orang Secara praktis pengumpulan data dilakukan dengan mendistribusikan lebih dari 100 buah kuesioner. Hal ini didasarkan pada kenyataannya cukup banyak kuesioner yang memiliki respon yang tidak lengkap. Penentuan sampel dilakukan dengan telebih dahulu memastikan bahwa responden adalah orang yang sudah menginap di lokasi Kost’an Asri. Penyajian data mengenai identitas responden di sini, yaitu untuk memberikan gambaran tentang keadaan diri pada responden. Adapun gambaran tentang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini di klasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pekerjaan, pendapatan,dan frekuensi kunjungan. Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi dari masing-masing klasifikasi demografis responden tersebut.

1. Tangible (Bukti Fisik)

Bukti fisik (tangible) menunjukkan kemampuan lokasi dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Kondisi peralatan, gedung dan peralatan fisik adalah merupakan bentuk dari bukti nyata dari kemungkinan akan tingginya kualitas pelayanan yang diberikan oleh sebuah kost dengan menggunakan 4 item tangible untuk mengukur persepsi konsumen.

Sumber: data primer diolah 2010

Perhitungan indeks tanggapan reponden mengenai bukti fisik adalah sebagai berikut :

1. Indikator 1

Nilai Indeks = [(0x1) + (8x2) + (27x3) + (46x4) + (19x5)] /5 = 75,20

2. Indikator 2

Nilai Indeks = [(0x1) + (10x2) + (36x3) + (34x4) + (20x5)] /5 = 72,80

3. Indikator 3

Nilai Indeks = [(0x1) + (10x2) + (29x3) + (48x4) + (13x5)] /5 = 72,80

4. Indikator 4

Nilai Indeks = [(0x1) + (9x2) + (32x3) + (46x4) + (13x5)] /5 = 72,60

5. Bukti fisik (X1)

Nilai Indeks = (75,20+ 72,80+ 72,80 + 72,60) / 4 = 73,35

Tanggapan respoden sebagaimana pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan adanya penilaian setuju yang tinggi terhadap bukti fisik (tangible) yang dimiliki oleh Kost Asri, dengan nilai indeks yang sedang sebesar 73,35. Artinya tanggapan responden menunjukkan pengakuan yang cukup baik mengenai kondisi bukti fisik (tangible) dari kost Asri. Hal ini didukung oleh adanya kondisi fasilitas fisik yang dimiliki oleh villa tersebut yang berupa penilaian yang sedang terhadap kondisi peralatan, kondisi gedung, dan fasilitas.

2. Reliability (Kehandalan)

Kehandalan (reliability) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang segera, akurat, dan memuaskan. Penelitian ini menggunakan 3 item kuesioner reliability untuk mengukur persepsi konsumen mengenai kehandalan pelayanan yang ada di kost Asri. Hasil tanggapan terhadap reliability (kehandalan) dapat dijelaskan berikut ini:

Sumber: data primer diolah 2010

Perhitungan indeks tanggapan reponden mengenai kehandalan adalah sebagai berikut :

1. Indikator 1

Nilai Indeks = [(0x1) + (8x2) + (16x3) + (57x4) + (19x5)] /5 = 77,40

2. Indikator 2

Nilai Indeks = [(0x1) + (4x2) + (29x3) + (51x4) + (16x5)] /5 = 75,80

3. Indikator 3

Nilai Indeks = [(0x1) + (3x2) + (25x3) + (57x4) + (15x5)] /5 = 76,80

4. Kehandalan (X2)

Nilai Indeks = (77,40+ 75,80+ 76,80) / 3 = 76,67

Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap aspek kehandalan atau reliability dari jasa pelayanan yang diberikan oleh kost Asri dengan nilai indeks yang tinggi sebesar 76,67. Artinya responden mendapatkan pelayanan yang handal. Kondisi demikian didukung oleh adanya prosedur pelayanan yang cepat dan tepat, perhatian yang serius, pelayanan yang memuasan dan pelayanan yang tidak berbelit-belit.

3. Responsivennes (Daya Tanggap)

Daya tanggap (responsiveness) adalah pemberian pelayanan kepada pelanggan dengan cepat dan tanggap. Penelitian ini menggunakan 3 item kuesioner responsiveness untuk mengukur persepsi konsumen mengenai ketanggapan karyawan dan pihak kost terhadap pelanggannya. Hasil tanggapan terhadap variabel daya tanggap (responsiveness) dapat dijelaskan berikut ini :

Sumber: data primer diolah 2010

Perhitungan indeks tanggapan reponden mengenai daya tanggap adalah sebagai berikut :

1. Indikator 1

Nilai Indeks = [(0x1) + (4x2) + (17x3) + (54x4) + (25x5)] /5 = 80,00

2. Indikator 2

Nilai Indeks = [(0x1) + (1x2) + (23x3) + (62x4) + (14x5)] /5 = 77,80

3. Indikator 3

Nilai Indeks = [(0x1) + (3x2) + (21x3) + (51x4) + (25x5)] /5 = 79,60

4. Daya tanggap (X3)

Nilai Indeks = (80,00+ 77,80+ 79.60) / 3 = 79,13

Tanggapan respoden sebagaimana pada table menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan kesetujuan yang besar terhadap daya tanggap dari pelayanan yang diberikan oleh kost’an Asri, yaitu dengan nilai indeks yang tinggi sebesar 79,13. Artinya konsumen memberikan penilaian yang baik terhadap ketanggapan yang dimiliki oleh kost’a Asri. Hal ini ditunjukkan oleh adanya sikap karyawan yang tidak membeda-bedakan setiap konsumen, menyelesaikan setiap masalah dilakukan dengan tepat dan tegas dan menyelesaikan setiap kebutuhan konsumen dilakukan dengan cepat dan tanpa ditunda.

4. Assurance (Jaminan)

Jaminan (assurance) menunjukkan pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para pemberi jasa. Penelitian ini menggunakan 3 item kuesioner assurance untuk mengukur persepsi konsumen mengenai jaminan yang diberikan oleh pihak villa di agrowisata kebun teh Pagilaran kepada pelanggannya. Hasil tanggapan terhadap assurance dapat dijelaskan pada table berikut ini :

Sumber: data primer diolah 2010

Perhitungan indeks tanggapan reponden mengenai daya tanggap adalah sebagai berikut :

1. Indikator 1

Nilai Indeks = [(0x1) + (6x2) + (39x3) + (49x4) + (6x5)] /5 = 71,00

2. Indikator 2

Nilai Indeks = [(0x1) + (8x2) + (44x3) + (41x4) + (7x5)] /5 = 69,40

3. Indikator 3

Nilai Indeks = [(0x1) + (2x2) + (37x3) + (56x4) + (5x5)] /5 = 72,80

4. Jaminan (X4)

Nilai Indeks = (71,00+ 69,40+ 72,80) / 3 = 71,07

Tanggapan respoden sebagaimana pada tabelme nunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan kesetujuan yang cukup besar terhadap variabel jaminan (assurance) yang diberikan, dengan nilai indeks sedang sebesar 71,07. Artinya responden menilai adanya jaminan yang cukup baik yang diberikan oleh kost’a Asri. Hal ini didukung oleh adanya karyawan yang ramah dalam memberikan pelayanan, kemampuan dari karyawan dalam pengetahuan mereka serta memberikan rasa aman bagi pengunjung kost.

5. Empathy (Kepedulian)

Kepedulian (emphaty) menunjukkan pernyataan tentang kepedulian dan perhatian kepada konsumen secara individual. Penelitian ini menggunakan 3 item kuesioner emphaty untuk mengukur persepsi konsumen mengenai perhatian yang diberikan oleh pihak kost. Hasil tanggapan terhadap empati (emphaty) dapat dijelaskan pada table berikut ini :

Sumber: data primer diolah 2010

Perhitungan indeks tanggapan reponden mengenai daya tanggap adalah sebagai berikut :

1. Indikator 1

Nilai Indeks = [(0x1) + (1x2) + (33x3) + (61x4) + (5x5)] /5 = 74,00

2. Indikator 2

Nilai Indeks = [(0x1) + (0x2) + (35x3) + (59x4) + (6x5)] /5 = 74,20

3. Indikator 3

Nilai Indeks = [(0x1) + (0x2) + (49x3) + (48x4) + (3x5)] /5 = 70,80

4. Kepedulian (X5)

Nilai Indeks = (74,00+ 74,20+ 70,80) / 3 = 73,00

Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden mberikan tanggapan cukup baik terhadap kepedulian dan perhatian karyawan dan staf kost’an dalam pelayanan yang diberikannya yaitu dengan nilai indeks yang sedang sebesar73,00. Hal ini didukung oleh adanya perhatian yang cukup baik dari pihak kost secara individu kepada pelanggan.

6. Kepuasan

Kepuasan merupakan suatu perasaan di dalam diri seseorang terhadap apa yang telah diperoleh dan dirasakan ketika ia menjadi seorang konsumen. Hasil tanggapan terhadap kepuasan konsumen dapat dijelaskan pada table berikut ini:

Sumber : Data primer yang diolah 2010

Perhitungan indeks tanggapan reponden mengenai kepuasan adalah sebagai berikut :

1. Indikator 1

Nilai Indeks = [(0x1) + (3x2) + (40x3) + (42x4) + (15x5)] /5 = 73,80

2. Indikator 2

Nilai Indeks = [(0x1) + (0x2) + (19x3) + (73x4) + (8x5)] /5 = 77,80

3. Indikator 3

Nilai Indeks = [(0x1) + (0x2) + (36x3) + (57x4) + (7x5)] /5 = 74,20

4. Indikator 4

Nilai Indeks = [(0x1) + (2x2) + (18x3) + (73x4) + (7x5)] /5 = 77,00

5. Kepuasan (Y)

Nilai Indeks = (73,80+ 77,80+ 74,20+77,00) / 4 = 75,70

Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan kepuasan yang tinggi atas kualitas pelayanan yang diberikan oleh kost, deng nialai indeks yang tinggi sebesar 75,70.

7. Persamaan Regresi

Model persamaan regresi berganda adalah Y=1.271X1+0.197X2+0.201X3+0.3016X4+0.165X5.

Persamaan regresi tersebut dapat dejelaskan sebagai berikut :

a. Koefisien regresi variabel bukti fisik (tangible) mempunyai arah positif dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen.

b. Koefisien regresi variabel keandaan (reliability) mempunyai arah positif dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen.

c. Koefisien regresi variabel daya tanggap (responsiveness) mempunyai arah positif dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen.

d. Koefisien regresi variabel jaminan (assurance) mempunyai arah positif dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen.

e. Koefisien regresi variabel kepedulian (emphaty) mempunyai arah positif dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen .

Dari hasil koefisien regresi berganda yang telah dijelaskan pada uraian diatas selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial maupun simultan.

BAB 3

ANALISIS PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP RUMAH KOST ASRI

BAB 3

METODOLOGI

A. DATA

1. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesioner oleh responden, yaitu para tamu menginap di Kost Asri

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, baik berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah tamu menginap di Kost Asri.

2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan :

a. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner.

b. Observasi

Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

B. VARIABEL

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu :

1. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dnegan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari atau atas faktor inilah yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependen adalah : kepuasan konsumen ( Y ).

2. Variabel Independen

Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variable yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negative.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

a. Tangibles (X1)

Wujud fisik (tangible) adalah kebutuhan pelanggan yang berfokus pada fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan, sarana komunikasi serta panampilan karyawan. Adapun indikator-indikator tangible dalam penelitian ini adalah:

1. Bangunan dan interior yang bagus dan menarik

2. Kebersihan dan kenyamanan tempat rekreasi dan villa

3. Kelengkapan fasilitas yang ditawarkan

4. Kebersihan dan kerapian karyawan

b. Reliability (X2)

Reliability (kehandalan) merupakan kemampuan untuk memberikan jasa atau pelayanan sebagaimana yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. Adapun indikator-indikator reliability dalam penelitian ini adalah:

1. Kecepatan receptionist dalam melayani tamu

2. Prosedur pelayanan atau pendaftaran untuk tamu yang bermalam tidak berbelit-belit

3. Pelayanan yang memuaskan

c. Responsiveness (X3)

Responsiveness (daya tanggap/ ketanggapan) adalah kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. Adapun indikatorindikator responsiveness dalam penelitian ini adalah:

1. Tanggap terhadap keluhan pelanggan

2. Kesediaan karyawan membantu pelanggan atau tamu

3. Kecepatan dalam menyelesaikan masalah

d. Assurance (X4)

Yaitu mencakup kemampuan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan sehingga bebas dari bahaya, resiko, ataupun keraguan. Adapun indikatorindikator assurance dalam penelitian ini adalah:

1. Keramahan dalam melayani pelanggan atau tamu

2. Pengetahuan yang luas

3. Keamanan konsumen atau tamu terjamin

e. Emphaty (X5)

Emphaty adalah kesediaan untuk peduli, memberikan perhatian pribadi bagi pelanggan. Dalampem berian perhatian yang tulus dan bersifat pribadi, termasuk berupaya memahami keinginan konsumen adalah termasuk dalam emphaty. Adapun indikator-indikator emphaty dalam penelitian ini adalah:

1. Tersedia layanan 24 jam

2. Mengetahui keinginan pelanggan atau tamu

3. Mampu berkomunikasi dengan baik

f. Kepuasan Konsumen (Y)

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibanding dengan harapannya. Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah daya tanggap pelanggan terhadap apa yang diterima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Adapun indikator-indikator dari kepuasan konsumen dalam penelitian ini adalah:

1. Kenyamanan yang dirasakan pelanggan pada saat pelayanan diberikan

2. Keyakinan pelanggan atas pelayanan yang diberikan

3. Minat untuk selalu menggunakan jasa

4. Perasaan puas atas perhatian dan pelayanan yang diberikan oleh karyawan.

C. ALAT ANALISIS

Supaya data yang telah dikumpulkan dapat bermanfaat, maka data harus diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk mengintepretasikan, dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan bentuk analisis yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kualitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan kalimat.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka – angka dan cara pembahasannya dengan Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows ver 16.0. Adapun metode pengolahannya adalah sebagai berikut :

1. Editing ( Pengeditan )

Memilih atau mengambil data yang perlu dan membuang data yang dianggap tidak perlu, untuk memudahkan perhitungan dalam pengujian hipotesa.

2. Coding ( Pemberian Kode )

Proses pemberian kode tertentu terhadap macam dari kuesioner untuk kelompok ke dalam kategori yang sama.

3. Scoring ( Pemberian Skor )

Scoring adalah suatu kegiatan yang berupa penelitian atau pengharapan yang berupa angka – angka kuantitatif yang diperlukan dalam penghitungan hipotesa. Atau mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Dalam penghitungan scoring digunakan skala Likert yang

pengukurannya sebagai berikut:

a. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju

b. Skor 4 untuk jawaban setuju

c. Skor 3 untuk jawaban netral

d. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju

e. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju

D. MODEL PENELITIAN:

1. Pada validitas

2. Pada Reliabilitas

Bayu Mayura Pridatama | Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all